Thursday, May 24, 2012

Dialog Dua Aku; Musim Gugur di Bandung

Aku:
Sejak kapan Bandung punya musim gugur?

Aku yang lain:
Itu pasti sejak dia meninggalkanmu.


Aku:
Dia tidak meninggalkanku, dia masih ada di gunung itu. Aku yakin sekarang dia sedang tidur.

Aku yang lain:
Aku tau, tidur untuk selamanya. Kau hadapilah kenyataan itu.


Aku:
Ga mungkin, pasti dia hanya tidur beberapa jam. Dia pasti terbangun kala mendengar jejak-jejak kaki tim pencari.

Aku yang lain:
Kau gila! Dia sudah mati!


Aku:
Kau yang gila, sejak kapan di Bandung ada musim gugur?

Aku yang lain:
Itu hanya untukmu, sejak pesawat itu jatuh, akal sehatmu pun jatuh. Kau meyakini hal yang ga mungkin terjadi, kau meyakini hal yang seharusnya kau ingkari. Harusnya kau yakin saja bahwa sekarang adalah musim gugur di Bandung.


Aku:
Kau benar-benar gila! Kau bilang aku gila, aku adalah kau dan kau adalah aku. Kalau aku gila, itu artinya kau juga gila!

Aku yang lain:
Aku? Gila? Hey, jelas-jelas aku beda dengan kau. Kita ada di satu tubuh, tapi sebenarnya hidup kita masing-masing. Aku adalah aku dan kau tetap kau. Ya, kau yang gila.


Aku:
Kenapa kau selalu mendebatku? Aku hanya meyakini apa yang kuyakini. Harusnya kau menghormati itu.

Aku yang lain:
Karena itulah fungsiku. Kalau aku ga ada, kau pasti lebih gila. Sudah, buang saja waham-waham yang kau yakini itu. Kembalilah ke dunia nyata. Dia sudah mati! Kekasihmu sudah mati! Kau lihat jasad-jasad dimasukkan ke dalam kantung mayat? Ada saatnya juga jasad kekasihmu dimasukkan ke sana, tunggu saja waktunya.


Aku:
Jasadnya ga akan pernah ada di kantung mayat itu, sebab kutahu dia hanya tertidur di belantara sana. Kala dia dengar langkah jejak-jejak si pencari, dia pasti kan terbangun dan kami pasti bertemu kembali di Bandung.

Aku yang lain:
Bagaimana kalau si pencari tak pernah menjejakkan kakinya di tempat kekasihmu terbaring?


Aku:
Dia akan tetap tertidur di sana sampai saatnya nanti dia terbangun dan kami pasti bertemu kembali.

Aku yang lain:
Gila!

*turut berduka cita atas peristiwa tragis yang terjadi pada pesawat Sukhoi Superjet 100

Monday, May 21, 2012

Main Cita-Cita

Kakak selalu senang main "Cita-Cita." Awalnya, saya sebutkan satu per satu profesi ke anak-anak di sela-sela waktu main mereka. "Siapa yang mau jadi astronot? Siapa yang mau jadi dokter? Siapa yang mau jadi penulis? Siapa yang mau jadi pelukis? Siapa yang mau jadi pemusik?" Setiap pertanyaan yang saya ajukan, Kakak selalu menjawab, "Saya!" Lain halnya dengan adik, dia cuma senyam senyum. "Siapa yang mau jadi puteri?" "Adik...!!!" Hahaha dengan suara lantang dan lompat-lompat dia mengacungkan tangan kanannya ke atas.

Adik dan Kakak emang beda. Bukan cuma beda jenis rambut dan bentuk mata, tapi juga karakter. Mengagumkan rasanya liat mereka tumbuh dan berkembang. Subhanallah, Alhamdulillah. Anak-anak memang mengubah dunia dan cara pandang kita terhadap dunia.

Kalau ditanya tentang cita-cita, kakak memang dengan pasti menjawab, "Kakak mau jadi astronot. Astronot kan nanti terbang ke bulan ya, Bu? Terbang ke planet juga kan ya, Bu?" Kalau Adik, "Adik mau jadi puteri" Dengan senyum manis dan suara lembut dia menyatakan cita-citanya. Dia tahu puteri itu pakai baju bagus dan menari. Dia pengen seperti itu :)

Tentang permainan Cita-Cita tadi, selain harus punya banyak perbendaharaan tentang berbagai profesi dan jenis pekerjaan, saya juga harus menyelipkan sedikit penjelasan ke anak-anak tentang apa maksud dari profesi/ jenis pekerjaan tersebut. Saya juga masukkan beberapa pekerjaan yang jarang disebut oleh orang-orang dewasa ketika memperkenalkan cita-cita ke anak-anak mereka, misalnya, ahli gizi dan pustakawan. Saya pikir adalah kesalahan kita orang dewasa yang hanya memperkenalkan dokter sebagai cita-cita. Tanpa bermaksud menyinggung siapapun, sampai saat ini dokter memang masih menjadi profesi yang bergengsi di kalangan masyarakat kita, sementara masih sedikit anak yang ingin menjadi pengusaha. Betul nggak?

Kita sebagai orang dewasa, yang tentunya udah lebih banyak ngerti tentang dunia, wajib membuka mata, hati, dan telinga anak-anak kita dengan berbagai pengetahuan demi kebaikan mereka, termasuk pengetahuan tentang jenis-jenis pekerjaan/ berbagai profesi yang ada. Tentu saja dengan cara yang menyenangkan.

Terakhir, siapa yang mau jadi blogger? ^_^

Sunday, May 20, 2012

Masih Ada Sedikit Cerita; Hari Ke-3 dan Ke-4

Hey, sudah berapa bagian ya saya tulis cerita saya tentang China? Hmm...bukan China seutuhnya memang, hanya bagian kecil dari tempat-tempat terkenal di Beijing. Masih ada cerita tentang dua hari terakhir saya di sana, tapi salah satunya udah saya ceritakan, tentang pendakian saya ke Tembok China dan kunjunga saya ke Dr. Tea.

Selebihnya, hanya cerita tentang si Panda, si Kungfu, dan oleh-oleh dari pasarXiushui.

Cerita tentang si Panda tidak terlalu menarik. Pas saya dan rombongan ke sana, panda-pandanya lagi tidur ;( cuma satu nih yang kebangun dan berhasil difoto sama teman saya, Mas Alfa.



Tentang oleh-oleh, wah, ini yang lebih menarik untuk diceritakan. Jadi, pertama kami diajak ke pasar Xiushui. Gila! Bener-bener gila! Penjual di sini ngasih harganya keterlaluan.Karena mereka keterlaluan, kita juga harus keterlaluan! Yup, untuk satu baju China anak-anak atau disebut Cheongsam mereka ngasih harga 400 - 500 Yuan! Dan, Yes! Saya bisa dapat Cheongsam dengan harga 30 Yuan ^_^ Teman saya malah dapat lebih murah, 25 yuan. Terus....barang-barang yang lain juga sama. Mereka ngasih harga ke kita seperti itu. Bukan cuma itu aja, mereka pun kasar-kasar, ketus. Pernah, saya nawar Cheongsam untuk saya sendiri, eh, saya dibentak, "Don't touch! Don't touch!" Ya udah....Yang lebih gila lagi, teman saya sempet berantem (baca: adu mulut) karena dia dibilang gila sama si penjual. Sebabnya kenapa? Karena dia nawar keterlaluan hahahahaaaa....

Di pasar itu saya juga beli kaos dengan harga 15 Yuan, dari harga 300 Yuan. Chopstick 6 Yuan dari harga 50 Yuan, dan beberapa souvenir lain dengan harga murah. Tentunya setelah melalui proses tawar menawar yang supergila itu. Ini salah satu souvenir yang saya beli di sana, dompet bersusun dengan motif dan warna khas China.


Oya, sekadar saran buat kalian yang mau pergi ke China:
  1. Sedia selalu botol kosong buat kalian pergi ke toilet. Di sana hampir semua toiletnya toilet kering. Buat yang ga biasa, pasti galau deh dibuatnya. 
  2. Sedia juga tisue basah yang superharum buat kalian pergi ke toilet. Toilet-toilet di sana hampir semuanya ga pake pengharum. Jadi, aduuuh....ampyun deh baunya.Kalau ada tisue basah kan kalian bisa nongkrong sambil menghirup aroma tisue itu =p
  3. Bawa uang Yuan sampai receh terkecil, paling nggak bawa pecahan 1Yuan. Kalian ga tau kapan kalian butuh itu. Beberapa teman dapat pengalaman ga enak, dia beli sesuatu dengan uang besar dan dapat kembalian uang palsu. So, buat jaga-jaga, bawa aja receh 1 Yuan itu.
  4.  Masyarakat di sana ga ramah kayak masyarakat kita. Jadi, jangan kaget kalau kita, turis, dibentak-bentak dan diperlakukan ga enak. Satu teman saya dapat pengalaman pahit di sana, terkena palang parkir dan akhirnya dapat delapan jahitan. Si penabrak palang itu ga bertanggung jawab...
  5. Sehabis belanja, pastikan uang yang kalian terima ga sobek ataupun ga palsu. Jangan sampe kalian gigit jari dan mangkel aka dongkol karena dapat uang palsu. 
  6. Bawa makanan atau masakan ala lidah kalian ke sana. Misalnya, kering tempe, kering kentang, kering teri (hehehe...kering semua ya?), abon, sambel, atau kecap...ya perbekalan seperti itulah. Pasti berguna.
  7. Perhatikan musim, jangan sampe saltum ya!
  8. Bawa selalu kartu nama hotel ke mana-mana, just incase you lost.
  9. Tawar harga semurah-murahnya...ga usah takut dibentak, ga usah takut dibilang gila. Otherwise...kalian sendiri yang rugi. Ingat, dari harga 500 Yuan sampe dapat 30 Yuan.
Itu aja...^_^ Kalau sempet, saya cerita tentang Kungfu Show dan beberapa hal kecil yang tersisa.

(Beijing, April 2012)


Catatan Perjalanan 55

Tentang perjalanan kami menuju Taman Wisata Matahari, Puncak.

Done, mudah2an ga ada yang ketinggalan. "Yuk, jalan!" Kata saya kepada "pasukan." Setengah tujuh lewat dikit waktu kami berangkat dan itu udah telat 1.5 jam dari rencana keberangkatan awal. Penyebabnya siapa lagi? Udah ketebak, itu karena saya telat bangun :)

Dua jam kemudian kami udah ada di tol, berbaris, mengular, mengantri, dan menanti jalur dibuka kembali. Ya, pas kami baru aja masuk tol jalan memang udah tersendat-sendat. Beberapa mobil malah putar balik mengubah haluan, mungkin mereka lewat ciawi, pikir kami. Dari info penyiar di radio yang selalu melaporkan kondisi lalu lintas kami tau bahwa jalur ini, arah puncak, baru aja ditutup 15 menit lalu. Masih 45 menit lagi kami harus berdiam di sini.

Ada banyak orang berdiri di tengah-tengah jalur ini. Mereka mengacungkan jari telunjuk mereka, mengintip ke dalam satu per satu mobil, menawarkan jasa mereka untuk menjadi petunjuk jalan jalur alternatif. Tapi hey, sepanjang penglihatan mata saya, ga ada satu pun orang yang make jasa mereka. Well, that's life....

Juga, ada banyak orang duduk di tengah-tengah jalur ini. Mereka membuka telapak tangannya selebar mungkin, menengadahkannya, mengarahkannya ke mobil-mobil yang melalui mereka. Tapi hey, hanya sedikit saja orang yang memberi receh untuk mereka. Life....

Banyak juga orang yang mengasongkan dan mengusung dagangan. Kacang rebus, pizza, gemblong, tahu Sumedang, manisan buah, air mineral, permen, rokok, tisue, mainan anak-anak, kipas tangan, ya, itu semua. Tapi hey, keringat yang mereka kucurkan masih lebih banyak dari uang yang mereka dapatkan. Yeah, this is life....

Tuesday, May 8, 2012

Sang Kaisar dan Negerinya; Catatan Hari Kedua di Beijing

Ini catatan tentang hari ke-2 saya di Beijing.

Itenerary hari ini adalah:
- Outview National Grand Theatre;
- Tiananmen Square, Forbidden City;
- Yuyuantan Plum Blossom Garden;
- Summer Palace;
- Silk Factory;
- Hotpot Dinner.

Cuaca hari ini sama seperti hari pertama kemarin, matahari ga terlalu panas, dan anginnya dingin. Pagi itu kami diperlihatkan National Grand Theatre China. 


Waaah.....keren! Bentuknya seperti telur dengan danau buatan di sekitarnya. Bangunan ini didisain oleh arsitek perancis; Paul Andreu. Ukuran bangunan ini sekitar 12.000 m2 dan di dalamnya ada 5.452 kursi. Ayo, siapa mau nonton pertunjukkan seni di sana?!


Dari situ kami jalan-jalan ke Forbidden City. Bener-bener jalan. Forbidden city ini adalah istana kerjaan China dari mulai Dinasti Ming sampai akhir Dinasti Qing. Cerita tentang istana ini panjaaaaaang sekali, sepanjang jalan dari pintu gerbang pertama sampai ke singgasana kaisar.Jadi, sambil jalan kami diceritakan tentang fungsi bangunan-bangunan yang ada di kompleks istana kaisar ini. Ada yang fungsinya sebagai kantor anggota dewan, kementrian ini, kementrian itu, tempat selir-selir, dan lain-lain.

entah ini di gerbang ke berapa, lupa ;p

Oya, masih ingat Uncle Shiaw kan? Tour guide kami yang saya ceritakan di catatan tentang hari pertama saya di Beijing? Ya, pagi itu dia cerita tentang kisah naga-naga penjaga istana. Kamu percaya ga sih naga itu ada?

Well, sayang sekali saya ga punya fotonya. Jadi, kata Uncle Shiaw, naga penjaga istana kaisar ini ada sembilan. Kepala dua anak naga di gerbang paling depan menghadap ke arah luar istana, maknanya adalah naga-naga ini berfungsi mengingatkan kaisar untuk kembali ke istana, jika ia sedang bepergian. Sementara itu, ada dua anak naga lagi di gerbang bagian dalam, kepala mereka mengarah ke istana Kaisar. Fungsi dua naga ini adalah pengingat Kaisar agar segera berhenti berasyik masyuk dengan permaisuri atau selir-selirnya, "Bekerjalah untuk rakyat." Ada juga anak naga ke sekian yang fungsinya ini dan anak naga ke sekian yang fungsinya itu. Wew, kalau saya ceritakan pasti kayak pelajaran Sejarah China ^_^
di depan istana Kaisar

Dan inilah singgasana Sang Kaisar.
Saya ga ngerti kenapa ruangan utama istana ini ga diberi pencahayaan yang cukup. Jadi, saya pribadi sih ga tertarik untuk melihat lebih lama ke dalam istana Kaisar ini. Selain gelap, tempatnya suram.

Setelah selesai liat-liat singgasana Sang Kaisar, kami berjalan ke luar, siap ke tempat tujuan berikutnya. Nah, di arah jalan ke luar kompleks istana ini, ada satu tempat yang dikerumuni orang banyak. Apa tebak?! Tempat melempar koin. Konon, kalau kita melempar koin ke dalam tempat itu, hidup kita akan sejahtera. Kamu percaya?


Nah, sekarang sedikit catatan tentang Summer Palace. Jadi, tempat ini sebenarnya tempat bersejarah juga dalam kerajaan China. Untuk yang mau tau sejarahnya, klik aja wikipedia ya! Sejak tahun 1924 sampe sekarang, Summer Palace dibuka untuk umum. Ini adalah salah satu tempat yang dikunjungi wisatawan juga kalau mereka ke Beijing.

Kebetulan pas saya ke sana, karena baru mulai musim semi, bunga sakura (seperti yang di Jepang) baru aja mekar. FYI aja, bunga sakura ini hanya mekar selama dua minggu.


Habis dari situ, kami makan siang. Makan siangnya apa, ga usah diceritakan lah ya...biasa aja. Ga tau karena lidah saya yang aneh atau saya yang norak, tapi saya memang ga suka masakan-masakan asli China yang disajiklan selama saya disajikan selama saya di sana. Tapi, kalau Chinese food yang ada di Jakarta, saya suka ^_^

Sorenya kami diajak ke pabrik sutra milik pemerintah. Di sini kami ditunjukkan proses pembuatan kain sutera dan tentu saja hasil akhirnya. Produk yang sangat mereka promosikan di sini adalah selimut sutra seharga 1000 yuan. Selimut ini hangat dan nyaman, ga perlu dicuci, dan garansinya 10 tahun. Sebelumnya Uncle Shiaw sepanjang perjalanan beberapa kali bilang, ada sutera seharga 50 Yuan. Maksudnya adalah selimut ini. Karena selimut sutra ini tahan sampai 10 tahun, dihitung-hitungper hari kita hanya mengeluarkan biaya 50 yuan untuk sutra ini.

Terus terang, saya dan beberapa teman sempat kecewa denger hal ini karena kami pikir 50 Yuan itu untuk selembar kain sutra yang bisa dijadikan oleh-oleh :(

Hari kedua ini ditutup dengan hotpot dinner. Cara makan yang seru karena kita langsung masak sendiri bahan-bahan yang mau kita makan.
 bahan makanan, bumbu-bumbu, kompor, dan peralatan makan

Yang belum tau cerita tentang hari pertama dan catatan lain tentang perjalanan saya ke Beijing, boleh baca di sini: