Wednesday, July 31, 2013

Eksotisme Kota Kecil Antwerp

Salah satu hal yang biasanya menarik perhatian ketika kita sedang wisata ke suatu tempat adalah bangunan-bangunanya. Itulah yang saya rasakan ketika di Antwerp - salah satu kota yang ada di Belgia. Dalam perjalanan menuju dari Amsterdam menuju Brussels, kami singgah terlebih dahulu di kota ini. Rombongan kami dibagi menjadi dua bagian dan mulailah kami mengukuti tur jalan kaki keliling sebuah area ikon kota Antwerp ini.

Berikut ini kutipan dari situs resmi Visit Antwerp tentang beberapa bangunan yang ada di sana.
"Accompanied by experienced city guides you’ll walk to the unique Market place, surrounded by the mighty Renaissance Town hall and numerous guild halls. You’ll be astonished when seeing the famous Cathedral of Our Lady, coronated with a unique Gothic steeple, the symbol of the City of Antwerp. You’ll then pass through a charming sixteenth century inner yard, the ‘Vlaeykensgang’, and will continue your stroll alongside many sites and places which you have never imagined before."

Bener aja sih, di sana saya terkesima dengan Katedral dan beberapa bangunan lainnya. Berikut ini, beberapa gambar yang saya ambil di sana.
Di depan Town Hall
Di depan Katedral
Di dalam Katedral
        
Pejalan Kaki
         
Gang Sempit
   
Grafiti
Rumah yang dijadikan museum keluarga
Menara Katedral
Buat yang suka wisata sejarah, Antwerp saya rekomendasikan deh!

Tuesday, July 16, 2013

Menikmati Waffle di Volendam

Oke, sekarang kita jalan-jalan ke Volendam. Kota ini, nyontek dari wikipedia, adalah sebuah kota di provinsi North Holland, di Belanda. Penduduknya berjumlah sekitar 22.000 jiwa (Nopember 2007). Jangan tanya sekarang jumlahnya berapa ya… Kita ga akan belajar Geografi di sini.

Masih dalam rangkaian tur yang saya ikuti, setelah dari Amsterdam, kami mengunjungi kota ini untuk beberapa saat. Saya pikir sih cukup lama karena ketika di sana kami sempat jalan-jalan sekadar sightseeing, foto-foto, belanja pernak-pernik Amsterdam, dan makan siang di sebuah restaurant. Yuks kita intip satu per satu bingkai cerita saya di sana.

Hal pertama yang membuat saya terkesan dengan kota ini adalah suasananya. Jauh dari keramaian kota, bersih, dan rumah-rumah kecil sepanjang perjalanan itu lho yang membuat saya pengen masuk dan bersantai-santai di sini.
Dari dalam bus, bisa kita lihat di sebelah kiri adalah laut dan di sebelah kanan adalah rumah-rumah penduduk yang berjajar rapi. Karena saya penggemar benda-benda mini, saya langsung suka sama rumah-rumah yang ada di sini. Apa mereka ga takut kena air laut? Tenang, Belanda terkenal dengan sistem pengairannya yang hebat. Mereka punya bendungan-bendungan sebagai tanggul untuk mencegah terendamnya wilayah mereka oleh air. Di sini, di Volendam, kita akan menemukan perbedaan tinggi antara laut dan rumah-rumah itu. Yup, rumah-rumah itu terletak lebih tinggi di daratan di dekat laut.

Bus yang kami tumpangi parkir di dekat pantai. Di sepanjang jalan menuju tempat parkir ini, ada banyak toko cindera mata yang menjual pernak-pernik Amsterdam.

Ada juga dua atau tiga toko yang menjual keju. Kenapa keju? Karena Volendam itu terkenal sebagai The Village of Fishermen, Music and Cheese.

Satu lagi, di sini ada pula studio foto yang menyediakan pakaian tradisional Belanda. Jadi, buat yang mau bergaya ala Si Noni, bolehlah mampir ke studio foto ini. Di etalase studio ini, ada banyak foto orang Indonesia dipajang, mulai dari Rano Karno sampai Annisa Pohan. Ya, mereka semua memakai pakaian tradisional Belanda. Berikutnya, siapa tahu fotomu yang dipajang di etalase itu :)


Waktu itu udaranya dingin banget. Seperti biasa, ga lengkap rasanya jalan-jalan kalo ga nyicipin jajanan di daerah yang kita kunjungi. Ada beberapa Food Corner (seperti dalam gambar di bawah) yang menjual berbagai macam panganan ringan, pilihan saya jatuh ke sebuah tempat yang menjual Waffle. Wafflenya enak banget, enaaaaaak bangets. Ada beberapa pilihan rasa dan saya memutuskan untuk mencoba Caramel Wafflenya. Sekali lagi, wafflenya enaaaaak banget, mau dimakan pas panas atau dingin, tetap enak. Kalau panas terasa empuk dan lembut, ketika dingin, wafflenya menjadi kering dan kriuk. Recommended deh untuk dicoba!
Di lokasi ini ada satu hotel, namanya Hotel Spaander. Buat kamu yang mau ke sini, mungkin hotel ini bisa menjadi tempat nginap yang asyik karena lokasinya memang di tempat wisata Volendam ini; dekat pantai dan dekat tempat-tempat jajan itu.


Terakhir, saya eksis dulu dengan berfoto di pinggir pantai ^_^


Sunday, July 14, 2013

Tersesat di Bruges

Eropa memang memesona. Bulan lalu, saya berkesempatan mengunjungi beberapa tempat di sana, salah satunya adalah Bruges. Jujur saja, ini adalah kali pertama saya mendengar nama itu, saya baru tahu ada kota bernama "Bruges." Bruges atau Brugge dikenal sebagai "The Venice of Belgium." Meski hanya sebentar berkunjung ke sana, tapi kota ini bisa menjadi salah satu rekomendasi kalau teman-teman berkunjung ke Eropa.

Kebetulan, saya sampai di kota ini petang dan baru ada kesempatan untuk jalan-jalan sekitar pukul 8 malam. Dengan diantar sebuah taksi, saya dan beberapa teman di-drop di tengah-tengah kota dan mulailah petualangan kami malam itu. Dingin, sepi, bangunan-bangunan tua dan khas, wah, suasana malam itu benar-benar syahdu. Begitu tenangnya Bruges sampai-sampai saya 'terhipnotis' dan jatuh cinta pada kota ini.Suatu hari saya harus kembali ke sana.


Kalau berkunjung ke tempat-tempat baru, saya lebih memilih untuk jalan-jalan, foto-foto, dan nyicipin jajan-jajanan di pinggir jalan. Irit? hahaha bisa jadi ;) Kali ini saya dan teman-teman mampir ke sebuah kios yang menjajakan beberapa pangan kecil dan minuman. Kios ini menyediakan snack seperti chicken nugget, kentang goreng, lumpia, chicken wings, hot chocolate, dan beberapa menu lainnya. Lumayan, untuk ganjel perut dan penghangat badan di tengah udara dingin yang menusuk.


Si pemilik kios ini ramah sekali, ngajak kami ngobrol dan dia pun sedikit bercerita tentang beberapa hal. Setelah menyantap panganan kecil itu, kami berjalan-jalan keliling dan foto dan foto lagi. Ga terasa, malam sudah larut dan udara pun makin dingin, kami putuskan untuk kembali ke hotel (Leonardo Hotels). Awalnya dengan santainya kami menyusuri jalan, tapi koq ga ketemu-ketemu ya titik datang tadi? Nah lho...gimana nih? 


Banyak bangungan yang bentuknya mirip, patokan kami hanya satu, kami harus menemukan bangunan tinggi (menara Katedral kalau tidak salah) tempat kami di-drop sopir taksi. Celakanya, penyusuran ini seperti tak berujung. Kami pikir kami sudah mengikuti rute jalan kami semula, tapi titik awal itu belum juga ketemu. Belum lagi kami bingung gimana caranya menghubungi taksi untuk menjemput kami. Pasrah....


Harapan kami muncul setiap kali ada cahaya dan menara tinggi, sampai akhirnya kami benar-benar menemukan titik awal kami berjalan dan kios panganan kecil tadi. Huft...Lost in Bruges, seru juga! Oke, sekarang, tinggal cari telepon untuk menghubungi hotel (agar mengirimkan taksi untuk kami). Baliklah kami ke kios panganan tadi, pura-pura nanya di mana ada telepon umum, eh, ternyata dia malah berbaik hati memesankan kami taksi langsung dari ponselnya ;) 


Kalau liat gambar di bawah, anggap saja kami itu keliling dari titik A sampai titik F. Kami susurin balik jalur keberangkatan kami, ternyata, harusnya kami tinggal jalan dikit aja dari F ke A. Seru!


Bruges, June 2013

Saturday, July 13, 2013

Lompat!

Seperti seorang batita yang sedang belajar berjalan, kadang kita harus terjatuh dulu sebelum bangkit dan melompat. Bagi beberapa orang, pengalaman jatuh itu mungkin tidak pernah ia alami, tapi bagi kita yang mengalami, pengalaman jatuh itu akan terasa sangat berharga ketika kita bisa bangkit dan melompat tinggi.

...dan saya pun melompat! Wish me luck!
Add caption

Tuesday, July 9, 2013

Dalam Kerinduan, untuk Bruges

Ku hanya ingin kembali ke sana
Sekadar menyusuri kota dan berfoto,
Juga duduk di sudut cafe ataupun taman
Itu saja, sendiri, napaktilas perjalanan kami
Di bulan Juni yang romantis.

Membingkai setiap jejak langkah yang pernah ada
Mengabadikan setiap cerita yang pernah tercipta
Jika memungkinkan, akan kukemas semua itu dan kubawa ke Jakarta
Akan kuletakkan satu per satu di langit-langit kamarku
Agar kudapat melihatmu jelas sebelum terpejam mataku
Hingga terbawa ke dalam alam mimpiku

Entah kapan ku bisa kembali ke sana
Menikmati lagi sepi dan dinginnya kota ini 

Meresapi lagi ketenangan sekaligus kesenangan jiwa-jiwa yang ada di sana
Menyatu kembali dengan angin berbisik yang menambah kesyahduan
Tersesat lagi di antara bangunan-bangunan khas nan eksotik yang memesona

Entah bagaimana, aku merindukannya.



Bruges.

Saturday, July 6, 2013

Sebuah Proyeksi



Ada saat ketika seorang penulis tidak bisa menggoreskan tintanya
Ketika semua huruf tertutup oleh berbagai emosi
Ketika semua potongan gambar tidak bisa menjadi deskripsi
Ketika semua inspirasi menjadi seperti beku dan mati

Ketika hanya hati yang bisa merasakan
Betapa waktu-waktu ke belakang sangatlah berarti
Ketika itu semua tidak bisa tersuarakan
Karena pahit dan getirnya tidak mau ia kenang

Ada saat ketika seorang penulis tidak bisa menggoreskan tintanya
Ketika ia terkejut dengan reaksi subjek-subjek di sekelilingnya
Dengan apa yang mereka perlihatkan dan perdengarkan kepadanya
Ketika itu semua tidak pernah terlintas di pikirannya

Ada saat ketika seorang penulis tidak bisa menggoreskan tintanya
Ketika ternyata ia telah meninggalkan begitu dalam perasaan
Ketika ternyata perlekatan antara dirinya dan mereka begitu erat
Ketika ternyata semua waktu ke belakang sebentar lagi tinggal kenangan

Ada saat ketika seorang penulis tidak bisa menggoreskan tintanya
Ketika ia memupuskan harapan subjek-subjek di sekelilingnya
Ketika ia membuat redup cahaya yang ada di depan matanya
Ketika ia tidak bisa merangkul semuanya

Ada saat ketika seorang penulis tidak bisa menggoreskan tintanya
Dia benar-benar tidak bisa menuliskan ceritanya

*untuk mereka berdua