Hari telah larut, pukul 9.30 waktu setempat ketika kami berkumpul di lobi hotel. Malam ini akan kami jajal keretamu.
Seperti biasa, ada satu rasa mengudara ketika aku termangu di stasiun
Karena di tempat itulah kita biasa bertemu
Selalu ada puisi untukmu
dari sebuah stasiun
Terakhir, kutulis "Origami Sakura" untukmu
Ketika itu hari tidak dapat
mempertemukan kita
Meski kini pun sama, tak mengapa, ku kan tetap
menunggumu hingga tiba
Kereta ini tidak sama seperti kereta di Jakarta
Ia akan menyusuri
jalan-jalan di bawah tanah China
Sudah pasti takkan kutemukan kau di
sana
Aku rindu, hanya kereta itu yang bisa memahamiku
Betapa dada ini sesak setiap kali ku tak dapat menemukanmu
Kini, bahkan di kereta bawah tanah yang cepat ini pun, kau tetap tak kuraih
Jauh, berapa kilo lagi harus kutempuh?
China, kembalikan aku kepadanya
China, kembalikan aku kepadanya
Antarkan aku dengan kereta bawah
tanahmu kepadanya
Kirimkan aku dengan kecepatanmu kepadanya
Jangan
biarkan aku kehilangannya
(Beijing, April 2012. Foto-foto milik Safiudin Alwi)
3 comments:
stasiunnya sepi ya mbak, terlihat bersih
mbak, mau ke china?
Lidya: Mbak Lid, itu karena udah malem. Hampir jam 10 hehehe....Kalo siang ga tau juga deh.
Nuel: Hey, pa kabar kamu? Udah balik, Nuel.
Post a Comment