Monday, January 28, 2013

A Letter for Kiddos

Dear Kiddos,
 
Thanks for always calling me when I'm busy with my laptop at home. Some times all I need is just a little "me time," but then I realize "our little time" is more precious than that little "me time."

Thanks for always choosing me to be your friend at night. I wish I had more time between 7 am - 8 pm with you.

Thanks for your kindness to help me in our kitchen. Well, someday you'll find out what you really really do and will surely laugh at your self :)

Thanks for "reminding" me not to be so worry with tomorrow. Thanks for inspiring me a lot. Thanks for "teaching" me on how to be brave. Thanks for keeping me smile through my hardest times. Thanks for being my spirit when I'm down. Thanks for everything, Kiddos.

Love,
Ibu

Sunday, January 27, 2013

Yang Penting Happy

Akhirnya, saya seperti menemukan kembali sedikit bagian yang hilang dari diri saya. Yes, semalam ngedadak banget saya ditunjuk jadi MC acara kantor. Acara tahunan yang digabungkan dengan dua acara rutin lainnya dan dihadiri oleh karyawan (beberapa di antaranya membawa anggota keluarga) dan juga beberapa mitra kerja kami. Sebenernya jadi MC di acara kantor sih udah biasa *sombong mode on, tapi kan biasanya kalo ga pake Bahasa Indonesia ya Bahasa Jepang (heheee yg bahasa Jepang boong =p). Nah, kali ini harus ngemsi pake Bahasa Inggris, belum pernah euy...jadi, agak deg2an juga sih. Tapi karena seneng, ya udah, saya ambil kesempatan ini. Berdua bareng teman saya, Jumat malam kemarin, kami ngoceh aja di panggung. Lumayan, kali ini pasti foto saya banyak deh ;) Oya, untung pake bahasa inggris, walo modal kemampuan yang pas-pasan plus ga tau malu, mendinglah, daripada disuruh ngemsi (jadi mc) pake bahasa sunda, ga bisa hahahaha....

Satu per satu acara selesai dan sebelum pulang, saya nyempetin nyanyi bareng teman saya yang lain, akustikan. Lagi2 modalnya dua, suara yg pas2an dan ga tau malu. Ah, bodo amat, yang penting happy. Lulumpatan, jijingkrakan, yang penting happy :)

Saturday, January 19, 2013

Tips Ringan untuk Calon Pemimpin



Ada beberapa macam tipe pemimpin dan ga akan saya bahas satu per satu di sini. Dari kacamata seorang observer, saya hanya ingin berbagi. Mudah-mudahan bermanfaat.

Sebagai pemimpin, hal pertama yang harus kamu tahu adalah tentang tanggung jawab, tugas, dan peranmu. Kamu harus menguasai apa yang seharusnya menjadi “Wilayah Kekuasanmu.” Hanya dengan menguasai itu kamu bakal punya kendali yang bagus untuk memimpin timmu. Tidak masalah kalau kamu memang sudah menguasai, tapi kalau belum? Kamu masih bisa belajar koq, belajar dengan cepat!

Kedua, buat peta kompetensi kamu dan timmu. Gimana caranya? Kamu bisa breakdown apa saja yang menjadi kekuatanmu dan kelemahanmu. Lakukan juga hal ini buat masing-masing anggota timmu. Setelah itu semua terpetakan, kamu bisa berdayakan timmu dengan kekuatan atau keahlian mereka masing-masing, sekaligus meningkatkan keahlian mereka di area yang mereka kurang kuasai. Kalau kamu lagi kumpul-kumpul bareng timmu, kamu bisa pakai permainan kecil “Johari Window” untuk memudahkan masing-masing dari kalian berbagi.

Ketiga, sehebat-hebatnya kamu di satu bidang, ingat, kamu tidak sendirian. Kamu punya anak buah yang harus diperhatikan juga. Sesekali kamu bisa ngobrol tentang keseharian mereka, hobi mereka, atau topik ringan apapun di luar tugas/ pekerjaan. Hal kecil tapi efeknya besar. Mereka akan merasa dekat denganmu, terbuka, dan percaya. Timmu bisa besar juga karena keberadaan mereka bukan? Kalau ga ada mereka, yang ada cuma kamu, seorang diri.

Keempat, transfer pengetahuan dan keahlian. Salah satu indikator pemimpin yang hebat menurut saya adalah mereka yang bisa mengembangkan anak-anak buahnya. Cara terdekat yang bisa memupuk dan mengembangkan timmu/ anak-anak buahmu adalah dengan berbagi pengetahuan dan keahlian dengan mereka. Jangan simpan kepandaianmu sendiri. Kamu ga akan rugi berbagi ilmu ke mereka. Seperti bola yang dilemparkan ke dinding, efeknya akan memantul/ balik lagi ke kamu. Setuju?

Kelima, pernah dengar istilah “Tacit Knowledge”? Ya, ada hal-hal yang bisa kita jelaskan dengan mudah secara verbal dan ada juga yang tidak. Tacit knowledge adalah suatu pengatahuan yang sulit kita jelaskan secara verbal yang mungkin kita juga tidak menyadari bagaimana kita memperoleh pengetahuan itu, tapi kenyataannya kita memiliki itu. Sebaiknya, kamu transfer juga tacit knowledge yang kamu miliki itu ke timmu. Cara efektif untuk mentransfernya adalah dengan interaksi yang intensif dan adanya kepercayaan di antara kamu dan anggota timmu itu.

Well, masih ada beberapa hal lagi sebenarnya, tapi saya ga bisa share sekarang dan insya Allah akan saya share di postingan berikutnya.




Wednesday, January 16, 2013

Two Days Off

Just another story of us
We went to Bandung last week and here are some pics we have...

 





  




Tuesday, January 8, 2013

Qualitatif atau Quantitatif?

Mana yang lebih kamu suka, bekerja dengan powerpoint atau excel?
Pada suatu objek pengamatan, mana yang lebih dulu kamu perhatikan, keseluruhan gambaran suatu ide/ konsep atau jumlah total ide/ konsep tersebut?
Kata tanya apa yang lebih sering kamu tanyakan, mengapa atau berapa kali?
Apa yang lebih menarik perhatianmu, kata-kata atau angka?
Bagaimana caramu menyampaikan sesuatu, diplomasi atau langsung?
Coba jawab, kamu lebih suka mendefinisikan sesuatu atau menguji sesuatu?
Dalam bekerja, kamu pakai cara yang berbeda-beda atau itu-itu saja?
Kualitas atau kuantitas?


Friday, January 4, 2013

Aku Ingin Menjadi Laki-Laki Saja

"Aku ingin jadi laki-laki saja"
Begitu kata klien pertamaku
Baginya menjadi perempuan adalah siksaan
Hinaan sepanjang kehidupan
Penderitaan penuh kekonyolan
Semuanya tidak menyenangkan

"Aku ingin jadi laki-laki saja"
Begitu kata klien pertamaku
Tak ada lagi menstruasi setiap bulannya
Tak ada lagi nyeri yang disebabkan karenanya
Tak ada lagi kerepotan yang menjengkelkan karenanya
Tak ada lagi fluktuasi emosi karenanya
Semua itu tidak menyenangkan baginya

"Aku ingin jadi laki-laki saja"
Begitu kata klien pertamaku
Laki-laki tidak merasakan sakit di malam pertamanya
Laki-laki tidak perlu meringis menahan sakit itu demi pencapaian sebuah kenikmatan

"Aku ingin jadi laki-laki saja"
Begitu kata klien pertamaku
"Aku ingin terlahir kembali sebagai laki-laki"
Begitu kata klien pertamaku 

Sesi itu selesai pukul lima sore
Klien pertamaku pun berlalu
Ia kan kembali di waktu yang telah kami sepakati
Mungkinkah sebagai laki-laki?

...bersambung....
*hanyasebuahfiksi