Tuesday, May 24, 2011

Award Lagi

Mau pajang award yang udah lama harusnya saya pajang. Dari blogger nun jauh di sana, Nova Miladiarti. Kangen juga sama nih anak. Habis...kayaknya dia lagi hiatus deh, ga nongol2. Yo wis, nih dia award dari Nova.



Buat yang belum pernah main ke 'rumahnya' Nova, silakan klik link ini.

Lalu, ada lagi yang berbaik hari ngasih saya award. Namanya, Sam. Saya tau Sam pertama kali di facebook, waktu dia add saya. Makasih awardnya ya...salam bloofers.



Oya, award dari Sam sebenernya ada dua. Ini dia yang satu lagi.



Kata Sam, aturan mainnya saya harus membagi-bagikan award ini ke lima orang teman blogger. Yang beruntung dapat award dari saya kali ini adalah:
1. Gaphe; banyak teman blogger saya kenal dari dia
2. Huda: makasih udah bikinin disain cover buku saya
3. Todi: pengunjung setia blog ini
4. Nova: makasih buat persahabatan yang terjalin di dunia maya ini. kapan2 kita ketemuan ya!
5. Siapa aja yang sedang membaca posting ini, silakan ambil dua award terakhir yang saya pajang. Makasih ya udah berkunjung.

Teman2, kalau ada kritik atau saran untuk blog ini, silakan sampaikan ya...

Makasih,
-rif

Sunday, May 22, 2011

Semua Tak Sama

Beberapa waktu lalu, kami (saya dan teman-teman kantor) mengikuti sebuah training tiga hari. Di training itu kami, dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari maksimal delapan orang. Di kelompok saya, kebetulan sayalah yang jadi PICnya. Di dalam kelompok saya ada tujuh orang dari beberapa bagian. Tenang, saya tidak akan mendeskripsikan tentang isi training tersebut. Hanya akan berbagi secuil kisah yang terjadi selepas hari kedua training ini dilaksanakan.

Hari kedua itu training selesai pukul lima sore. Dari ruang seminar tempat training tersebut dilaksanakan, saya kembali ke meja saya. Lalu datanglah seorang teman saya. Dia bercerita tentang seorang teman yang menjadi bagian dari kelompok saya. Katanya, dia tidak betah ada di kelompok saya. Sebabnya? Ia merasa apa yang saya lakukan di dalam kelompok membuatnya merasa bodoh. Apa? Oh tidak! Saya benar-benar terkejut mendengarnya. Padahal, saya sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Maksud saya baik, sebagai PIC kelompok ini, saya ingin membagi rata tugas-tugas yang diberikan kepada kami. Selain itu, saya juga memberi motivasi kepada teman-teman satu kelompok saya untuk perform. Hohoho...tapi ternyata dia tidak suka cara saya. Benar-benar tidak suka.

Selain itu, perlakuan dua teman saya yang lain terhadapnya juga tidak bisa ditoleransi olehnya. Hah? Sampai demikian parahnya kah? Oow...tidak....tidak....saya sayal lagi, tidak mengontrol member saya dengan baik. Parahnya, karena dua hal ini yaitu perlakuan saya dan perlakuan dua member saya ini dia berniat untuk mengadukannya ke atasan saya. Hebat!!!! Hebat bener kamu, Rif! Bisa membuat orang sampai kalut begitu. Dia berniat mengajukan permohonan untuk pindah kelompok. Gubrak dech!

Well....wel...selalu ada yang bisa dipelajari dari setiap kejadian. Dari kejadian ini, saya sadar bahwa tidak semua orang suka kita, tidak semua orang suka gaya kepemimpinan kita. Tidak semua orang nyaman berada di dekat kita. Tidak semua orang punya persepsi yang sama dengan kita. Tidak semua orang punya perasaan yang sama dengan kita. Sayangnya ketika itu saya tidak merefleksikan ini di dalam kelompok. Sehingga terjadilah ini semua.

Hmm...tapi itu sudah lewat. Moga di lain waktu saya bisa lebih baik. Amiin.

Friday, May 20, 2011

Sapa Seorang Satpam

"Pagi, Jeng Ayu," sapa seorang satpam di gedung ini.
"Pagi, Pak. Baru keliatan?" jawabku.
"Iya, Jeng Ayu, kemarin-kemarin ada urusan besar, pompa di rumah mati," katanya.
"Wah, bener, Pak, urusan besar tuh, air," kataku menyetujui ucapannya.
"Sarapan, Jeng Ayu?" tanyanya.
"Iya, Pak, mari, Pak," jawabku sambil berlalu.

Sambil berjalan menuju belakang gedung ini, aku berkata dalam hati, "Wah, dia benar-benar menyangka namaku Ayu. Padahal jelas-jelas di ID Card yang kupakai tertulis namaku Rifka. Jauh sekali." Begitulah, ini sudah yang kesekian kalinya dia menyapaku ramah. Aku balas dengan keramahan pula. Meski dia seorang satpam, tak ada salahnya kan kita berbuat ramah dan baik kepada mereka. Satpam juga manusia, meminjam sedikit bagian sebuah lagu.

Thursday, May 19, 2011

Mereka Terluka; Istri dan Ayahanda M. Syarif

Selama berbicara kepada sang reporter, matanya berkaca-kaca. Memang, tidak keluar setitik pun air mata. Mungkin sudah habis terkuras oleh dukanya kehilangan suami tercinta. Ia yang sedang mengandung buah cinta mereka, hanya bisa berdoa. Ialah istri pelaku bom bunuh diri di Masjid Polres Cirebon Kota beberapa waktu lalu, M. Syarif.


Ia memang tidak mengetahui apa yang dilakukan suaminya di sana. Di Kota Cirebon, tempat insiden itu terjadi beberapa waktu lalu. Ia pun tidak mengetahui dengan siapa suaminya bergaul. Menyedihkan memang, ketika kita tidak mengenal sosok orang yang kita nikahi. Tapi apa hendak dikata, nasi sudah menjadi bubur. Segala sesuatunya sudah terlanjur terjadi. Tak bisa pula kita menyalahkan sang istri karena tidak bisa menjaga suaminya. Justru sebaliknya, mengapa sang suami melakukan suatu konspirasi yang pada akhirnya merugikan istri dan keluarga besarnya. Sungguh bodoh lelaki itu!


Kondisi ayahnya tidak jauh berbeda. Meski pada akhirnya si anak berubah menjadi pribadi yang tidak diharapkan orang tuanya, namun sang ayah tetap terlihat sedih. Getar dalam suaranya menandakan kesedihannya ini. Ia tidak menyalahkan orang-orang yang menolak jenazah anaknya. Ia tidak pernah membenci mereka. Yang dibencinya adalah orang-orang yang membentuk anaknya menjadi seperti ini, pribadi 'jahat,' pribadi yang tidak mencerminkan agama sama sekali. Sebagai penutup, sang ayah menyampaikan pesan agar para orang tua lebih berhati-hati mengawasi pergaulan anaknya. Sekarang kejahatan bisa timbul di mana saja, termasuk di dalam masjid, begitu katanya. Ya, pendoktrin-pendoktrin jahat ini masuk ke masjid-masjid mencari 'korban' dengan iming-iming surga.


Heh, ketika kita membunuh sesama, ketika kita bunuh diri, pantaskan kita bicara surga? Tidak! Sama sekali tidak. Sekali lagi, surga dan neraka adalah hak prerogatif Allah. Yang harus kita lakukan adalah berbuat baik kepada semua, sebab Islam rahmatan lil 'alamin.


Wallahu a'lam.


Uhibbuka Fillah; A Letter for A Friend

Dear Friend,

Finally you came to me with your confession. Honestly, I wasn't so surprise because somebody told me about it last year. You know what, at that time I felt so angry to you. How could you do that? I just couldn't understand what really happen to you 'cause you never told me before.

Once you left me behind and we became strangers just like the first time we met. You, with your world. Me, with my own. I thought I was loosing you, My Friend. And yes, I missed you couple months ago. Missed the things we do, missed it all. But you weren't there. Neither when I needed somebody to talk to, to listen to my story about my fantasies. It's fine...it's fine. But please keep it in your mind, you're always in my mind.

You talked about your black spot in your days, how you fool me and many other people in your life. Then you said that you scared of loosing me due to your confession. No, My Friend, you won't. Best friends will not leave you for the bad things you have done. Rather than blame you, they will show you the right things, the right way to go home. That's what friends are for, right?

Don't worry, I'm still here by your side. Ready to give my ears to your stories, to give my colours to brighten up your days. You still have me, you still have them; your beloved friends.

You and me, we used to be best friends. And still we are. You mean a lot in my days. Such a beautiful rainbow after the storm, such flowers in a garden. You colour up my black and white canvas of life.

Once you strengthen my feet, so I could stand again on my own. Once you gave me your hands, then I felt your kindness. Once you had your shoulder for me to cry on, then I knew you were care. Billion of thanks to you, My Friend.

Dear Friend,

It's okay to make a mistake. People make mistake and should learn from it. Do you? You have realized your fault, it's good. Now all you have to do is ask Him for forgiveness, as soon as possible. It's hard for you of course, but you can do it. You can do it!

Now, promise me, you'll be back soon to the who you used to be. Promise?

Last but not least, for the mistakes we've made, may Allah forgive us. May he bless our days, fulfilled with iman and hidayah. Amiin. Amiin ya rabbal 'alamiin.

Dear Friend,

Uhibbuka fillaah. Take care you there ;)

Warm Regards,

Me

*dedicated to him, a friend of mine. may you find your way back soon...

Monday, May 9, 2011

Ikutan Lomba

Teman2, sedang ada Kompetiblog 2011 dan saya ikutan. Silakan teman-teman klik link ini dan juga ini. Baca, rate, dan komen ya... ;)

thanks and regards,
-rif