Thursday, May 19, 2011

Mereka Terluka; Istri dan Ayahanda M. Syarif

Selama berbicara kepada sang reporter, matanya berkaca-kaca. Memang, tidak keluar setitik pun air mata. Mungkin sudah habis terkuras oleh dukanya kehilangan suami tercinta. Ia yang sedang mengandung buah cinta mereka, hanya bisa berdoa. Ialah istri pelaku bom bunuh diri di Masjid Polres Cirebon Kota beberapa waktu lalu, M. Syarif.


Ia memang tidak mengetahui apa yang dilakukan suaminya di sana. Di Kota Cirebon, tempat insiden itu terjadi beberapa waktu lalu. Ia pun tidak mengetahui dengan siapa suaminya bergaul. Menyedihkan memang, ketika kita tidak mengenal sosok orang yang kita nikahi. Tapi apa hendak dikata, nasi sudah menjadi bubur. Segala sesuatunya sudah terlanjur terjadi. Tak bisa pula kita menyalahkan sang istri karena tidak bisa menjaga suaminya. Justru sebaliknya, mengapa sang suami melakukan suatu konspirasi yang pada akhirnya merugikan istri dan keluarga besarnya. Sungguh bodoh lelaki itu!


Kondisi ayahnya tidak jauh berbeda. Meski pada akhirnya si anak berubah menjadi pribadi yang tidak diharapkan orang tuanya, namun sang ayah tetap terlihat sedih. Getar dalam suaranya menandakan kesedihannya ini. Ia tidak menyalahkan orang-orang yang menolak jenazah anaknya. Ia tidak pernah membenci mereka. Yang dibencinya adalah orang-orang yang membentuk anaknya menjadi seperti ini, pribadi 'jahat,' pribadi yang tidak mencerminkan agama sama sekali. Sebagai penutup, sang ayah menyampaikan pesan agar para orang tua lebih berhati-hati mengawasi pergaulan anaknya. Sekarang kejahatan bisa timbul di mana saja, termasuk di dalam masjid, begitu katanya. Ya, pendoktrin-pendoktrin jahat ini masuk ke masjid-masjid mencari 'korban' dengan iming-iming surga.


Heh, ketika kita membunuh sesama, ketika kita bunuh diri, pantaskan kita bicara surga? Tidak! Sama sekali tidak. Sekali lagi, surga dan neraka adalah hak prerogatif Allah. Yang harus kita lakukan adalah berbuat baik kepada semua, sebab Islam rahmatan lil 'alamin.


Wallahu a'lam.


3 comments:

I-one said...

jadi banyangin gimana perasaan istri dan ayahnya...memang dendam tak akan menyelesaikan masalah

Ajeng Sari Rahayu said...

mrinding aku mbak, aku nggak ngikutin gimana2nya acara berita sekarang. Nonton tipi kalo bnr2 pgn baru tak nyalain tipinya.

tp pas berita itu, ada sih merhatiin meskipun sedikit. kalau ada pengeboman di cirebon. semoga orang2 tidak memandang Islam itu keji, karena hal2 yang seperti itu >.<

Unknown said...

I-one: pastinya mereka sedih, walau bagaimanapun mereka adalah keluarganya.

Ajeng: iya, Jeng, yg kayak gitu bukan Islam. Islam itu damai.