Sunday, August 14, 2011

Bangku-Bangku Kenangan

Bangku-bangku itu tak melepaskan pandangannya dariku
Mereka seperti keheranan, siapa gerangan aku?
Tanah yang kuinjak kemarin pun mengejutkanku
Dengan sentuhan telapaknya di mata kakiku
Mereka seolah-olah bertanya, "siapa dirimu?"

Papan bertuliskan satu nama jurusan bersiap siaga
Seolah-olah aku hendak mengganggu kenyamanannya
Seluruh jendela bangunan yang ada terlihat bingung
Hendak menyapaku atau tidak

Ada lapangan-lapangan tempat muda mudi bermain bola
Ada area tempat kendaraan-kendaraan berteduh beristirahat
Ada pohon-pohon yang berisik dan berbisik
Ada udara pegunungan berpadu sengatan mentari yang hangat

Kembali aku di sini, di suatu tempat penuh kenangan
Ketika buku, pesta, dan cinta pernah meraja di kehidupanku
Ketika bulir-bulir peluh berpadu renyah canda tawa
Semua terangkum dalam satu masa muda

Masih dapat kulihat siapa saja yang biasa ada di sana
Kulihat pula siapa saja yang biasa ada di sini
Kudengar sapaan-sapaan hangat memanggil namaku
Kuterduduk di tempat itu, sekali lagi saat ini

Ya Tuhan, semua terasa indah sangat
Napak tilas ini menjadi penghangat jiwaku kini
Menjadi penyemangatku meraih masa depan
Mendorongku segera berlari meraih mimpi

Dua belas tahun lalu kali pertama kumenapak
Lima tahun lamanya kumenjejak
Mengukir cita dan cinta penuh cerita
Hingga kini kuberdiri menatap langit nan cerah

Dulu, kini, atau nanti
Semua kisah selalu terpatri
Tidak hanya di bangku-bangku kenangan itu
Namun juga di hati

Kulangkahkan kakiku pergi
Meninggalkan ukiran sisa-sisa masa lalu
Kutatap mentari senja, kuhirup udara indah ini
Segera kuberlari, menyongsong pagi

Seberapapun lama kau kutinggalkan
Hatiku selalu ada untukmu

*hasil napak tilas ke bandung dan jatinangor jumat kemarin

9 comments:

kumpulan puisi said...

Dulu, kini, atau nanti
Semua kisah selalu terpatri
Tidak hanya di bangku-bangku kenangan itu
Namun juga di hati,,.

Kenangan yang takkan pernah lepas membisikkan suatu asa yang baik tuk bisa sll memperbaiki.

al kahfi said...

kalo baca judul postingannya,, teringet juga lagu "bangku tua jadi saksi" hehe gak nyambung ya,,

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

wow! greaat!!! hasil bepergian bisa menghasilkan puisi sebagus ini. mbak emang hebat yah soal bikin puisi.... ckckkck

Lidya said...

keren bisa buat puisi dengan cepat ya mbak

Sarah said...

coba kalo ditambah dg gambar2nya mbak, pasti makna puisinya lebih dlm, hehe

Honey said...

hmmmmmm

masichang said...

menggunakan kata-kata dan kalimat sederhana dengan makna yg dalam....

i like it so much...

kumpulan puisi said...

Gmna nich cerita kemarin?
seru pastinya,.

Unknown said...

Mas Cikal: yes, try to be a better person.
al Kahfi: nyambung koq, Mas, tinggal diiket aja pake tali xixiii..
Nuel: makasih. kamu juga hebat bikin postingan yang lucu dan menarik!
Lidya|: dihayati, Mbak, biasanya lancar jadinya.
nurlailazahra: ga sempet foto2, padahal udah bawa kamera ;(
Mbak Hany: hmm...
Mas Ichang: thanks, Mas. Salam kenal.