Tuesday, June 14, 2011

Kupon Merah Itu Disobeknya

Masih dari Bali. Kali ini cerita tentang si kupon merah.

Karena selama konferensi saya bertugas di front desk sebelum dan menjelang selesai acara, maka saya tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana. Salah satunya adalah bahwa sebelum acara hari pertama usai, kepada kami semua kontingen dari Indonesia, dibagikan secarik kertas merah. Pada saat technical meeting memang hal ini sudah disampaikan, tapi saya benar-benar lupa. Inilah yang terjadi kemudian.

Selepas tugas, sore itu sambil berjalan menyusuri koridor tempat konferensi berlangsung, saya bertanya kepada seorang teman, "Eh, apaan tuh?", menunjuk pada secarik kertas merah. Lalu teman saya menjawab apa gerangan itu. Mendengar jawabannya, sontak saya panik, mencari teman saya yang bertugas di meja yang sama dengan saya, yang membagi-bagikan kertas merah itu kepada sejumlah orang di meja kami. oow...saya tidak menemukannya. Cari punya cari, telpon punya telpon, tanya punya tanya, singkat cerita, akhirnya saya dapat juga kertas merah itu. Alhamdulilllah.....

Dari tempat konferensi, kami semua kembali ke hotel. Nah, belum ada yang istimewa di lobi hotel ini sampai tiba waktu makan malam. Waktu itu, saya sudah duduk manis sama Gaphe dan seorang sahabat saya. Udah foto-foto segala. Seperti kata Gaphe, kopdar ga lengkap kalo ga poto-poto (potonya udah dipajang ya di blognya Gaphe, yang saya pake baju tosca itu lho). Lalu masuklah beberapa sms. Ada yang nanya barang hilang, milik tiga orang, masing-masing yang hilang itu adalah kamera, tas jinjing berisi buku-buku, dan award. Ada juga sms yangmasuk nyari orang hilang. Maksud saya menanyakan keberadaan teman yang ga ketauan juntrungannya. Ada juga yang nanyain kertas merah itu.

"Rif, ada kupon lagi ga? Wisnu nanya nih, kuponnya dia sobek, dia pikir itu sampah" itu isi sms yang masuk ke saya. Ada tiga sms serupa. Ahahaaaa.....trus saya jawab, "makanya, jangan maen sobek maen buang aja" hehehe....tapi dalam hati aja sih ngomong gitunya.

Jadi, kertas merah itu adalah kupon makan malam kami di hotel. Sebelum makan, kami harus menunjukkan kupon itu dulu ke petugas hotel. Petugas hotel akan menyobeknya menjadi dua bagian. Satu bagian untuk kami pegang, satu bagian lagi untuk mereka.
Akhirnya, saya kasih petunjuk aja tiga orang yang ga punya kupon merah itu. Di siapa mereka bisa mendapatkannya. Alhamdulillah, mereka masih kebagian makan malam.

Hal sepele yang berdampak cukup besar. Bisa aja tiga teman saya tadi ga ribut minta kupon merah. Mereka tinggal cari makan keluar hotel atau pesan di hotel. Tapi ga semudah itu kan? Hotel ini letaknya di Nusa Dua yang notabene jauh dari mana-mana.

Nah, pelajarannya dari sini, jangan sepelekan hal-hal sepele di sekitar kita. Itu aja sih ^_^

15 comments:

Muhamad Ratodi said...

seperti biasa..mampu menarik hikmah dari suatu kejadian yang kadang dianggap kecil dan sepele..

salute...

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

trus gimana? dianya makan ga jadinya?

M. Hudatullah said...

hauhauahau... untung akhirnya dapat makan malam.

tapi tapi, kok gimana gitu, ya konfrensinya makan malam pakai kupon??

Adi Yulianto said...

kok kayak semacam perjalanan gw menggunakan bis malam ketika mampir di rumah makan. ketika hendak makan menunjukkan tiket dan kemudian tiket disobek. sobekan kecil buat petugas rumah makan, tiket dikembalikan lagi ke gw. kemudian baru bisa ambil makanan..

rabest said...

setuju....bukankan kita tersandung oleh batu yang kecil, dan bukannya yang besar? :)

Mama Calvin said...

bisa dijadikan pembelajaran ya mbak, biasanya kupon-kupon seperti itu saya sobek atau buang dirumah

ketty husnia said...

wah ga kebayang kalo harus makan diluar,..kan jauh dari tukang oje,becak, warung lesehan,..hehehehe ga nyambung ya??? tapi bener koq mbak, sebaiknya emang ga nyepelekan hal2 kecil..karena dampaknya akan jadi besar,...:)

Kamal Hayat said...

Makanya harus teliti donk..hehe

Gaphe said...

hahaha.. siapa tu mbak yang gak kebagian?. pasti pas IIC bukan fasilitator yah? secara kalo jadi fasilitator dapet kupon makan.

Lyliana Thia said...

cerita sederhana tapi ada pelajaran penting disini yah Mba :-D

SunDhe said...

iya ya, kadang hal sepele itu sangat besar perannya :D

*betewe, lam kenal ya mba^^

aan said...

hal yang remeh temeh tp bisa menyengsarakan. Wah ini panitia kok harus pakai kupon segala..?

Anonymous said...

hehehe...kasian amat yg nyobek yah..hihi..
emangnya gak ada tulisan kupon makan ya mbak?
salah panitia donk.. :D

catatan kecilku said...

Kebayang betapa paniknya saat gak bisa makan karena gak punya kuponnya hehehe.
Untung aja masih bisa dapat ya mbak.

Corat - Coret [Ria Nugroho] said...

untung yang kuponnya hilang masih bisa dapat makan
kalo gak puasa itu malemnya hihihi