Thursday, April 14, 2011

Hidup Itu Melukis, Bukan Menghitung

Tentang seorang ibu rumah tangga yang selalu membanding-bandingkan apa yang ia miliki dengan apa yang dimiliki oleh tetangga-tetangganya. Hidupnya tidak pernah tenang, selalu saja merasa tersaingi dan terkalahkan. Ia menghitung berapa mobil yang dimilikinya, ia menghitung berapa mobil yang dimiliki tetangga sebelah rumahnya. Ia menghitung berapa rumah dan suite apartemen yang dimilikinya, ia menghitung berapa rumah dan suite apartemen yang dimiliki tetangga depan rumahnya. Ia membandingkan investasi yang dikeluarkannya untuk suatu bisnis dengan investasi yang dikeluarkan tetangga belakang rumahnya untuk bisnis yang lain.

Melihat anak-anaknya, ia lalu membandingkan sekolah anak-anaknya tersebut dengan sekolah anak-anak tetangganya. Ia membusungkan dada, ia merasa sekolah anak-anaknyalah yang termahal. Ia memandang foto suaminya, ia telusuri dalam pikiranya relasi-relasi suaminya tersebut. Ia bandingkan dengan relasi para tetanganya. Segala sesuatunya ia hitung, ia bandingkan. Kadang ia merasa menang, kadang ia merasa kalah.

Sepertinya ia terjebak dalam konsep hitung-menghitung harta kekayaan. Terjebak pula dalam perbandingan matematis kehidupan. Padahal, hidup tidak melulu harta, hidup tidak melulu angka. Hidup ini bukan tentang siapa kita dan orang tua kita. Bukan tentang mobil apa yang kita gunakan ke pesta. Bukan tentang berapa dan di mana saja rumah kita. Bukan tentang siapa saja teman-teman kita. Bukan pula tentang seberapa mahal sekolah kita. Bukan tentang angka yang kita miliki di rekening kita. Bukan, bukan tentang itu semua.

Hidup adalah tentang bagaimana kita mengisi hari-hari kita dengan kebaikan. Bagai membuat suatu lukisan, hidup akan indah jika kita menorehkan tinta-tinta kebaikan ke atas kanvasnya. Hidup adalah tentang itu.

12 comments:

Meutia said...

nice post..karena kebahagiaan bukan terletak pada materi..tapi bagaimana kita bisa mensyukuri hidup..... folback saya di www.tulipqta.blogspot.com..salam knal :)

Sam said...

Ada manusia yang ingin dihargai seperti hitung2an di atas, dan ada juga manusia yang ingin dihargai apa adanya.....tinggal bagaimana kita mengarahkan kacamata kita.....piss ahhh....dan salam kenal...

numpang ngiklan... main yaaa ke : http://heningkara.blogspot.com

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

nice post... :)

zuLHam said...

intinya selalu bersyukur... :)

salam Bloof...

Gaphe said...

sedang berharap menjadi pelukis, yang terus membuat gambar hidup pribadi. hemm.. belajar buat nggak mengeluh. semangaat!!

Nufri L Sang Nila said...

hmm..sebuah tulisan yang bagus...layak untuk direnungkan untuk kemudian dijalankan menjadi sesuatu yang baik...terima kasih

salam :)

joe said...

hidup adalah melukis. i like that!

M. Hudatullah said...

I Love this one! so much...

BLACKBOX said...

setujuuuuuuuuuuu....salam kenal

trip on indonesia said...

bener banget kak. kebahagiaan bukan tentang materi :D

cho said...

hidup adalah tentang bagaimana mengisi hari-hari kita dengan kebaikan. dalem bangettt.

Unknown said...

all: thanks for the comments