Sehelai udara pagi menembus pekatnya batu kali
Gadis-gadis mencuci, laki-laki mengintip
Lalu air dan daun bertanya, "Siapakah kini yang perkasa?"
Ranting tak mau peduli
Dan matahari tahu, ia tak bisa dibodohi
***
Memeluk gelap
Memandang bintang-bintang
Mencumbu angin malam
Menyerap keheningan
Esok bertatap matahari pagi
***
Tenggelam dalam laut-laut emosi
Dan riak-riak manifestasinya
Biarkan beribu tafsir meretas
Memberi warna cakrawala
Seindah spektrum cahaya hati
***
4 comments:
keren puisinya
kenapa gx diselesaiin??
biarkan beribu tafsir meretas...
hohoho
nice....
Chikarei: belum sempet, maklum, emak2 dua anak, Jeng.
Huda Tula: hehehe...
Noeel-Loebis: thanks ;)
Post a Comment